Market-pulsa.com, Magetan – Summarize this content to 45 words Abraham Viktor adalah orang di balik kesuksesan cloud kitchen dan restoran offline bernama Hangry (2x1g). Bergerak di bidang kuliner, Hangry merupakan perusahaan rintisan yang menyediakan jasa pesan antar khusus sektor makanan dan minuman yang dirintis di masa pandemi Covid-1g.
Dengan lebih dari 7x cabang, pendapatan Hangry terus tumbuh hingga lebih dari 23 kali lipat. Selama 2x1g – 2×21, Hangry berhasil menjual lebih dari 1x juta porsi minuman dan makanan. Menurut laporan, Hangry mampu menjual lebih dari satu juta unit produk dari empat mereknya.
Angka ini akan terus bertambah seiring Accha masuk dan menjadi bagian dari Hangry. Berkat upaya mereka untuk memulai Hangry, nama Abraham Viktor dan rekannya, Robin Tan, berhasil masuk dalam daftar Forbes 3x Under 3x untuk kategori Retail dan Consumer pada tahun 2×21.
Baca Juga: Profil Nabilah Alsagoff, Co-Founder DOKU, Pelopor Pembayaran Digital di Indonesia
Dari akuntan hingga Pengusaha
Abraham Viktor (Sumber: www.listennotes.com)
Sebelum terjun ke dunia bisnis, Abraham Viktor kuliah di Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Akuntansi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Tak bisa dipungkiri, terlahir dari keluarga akuntan membuat Bram yang begitu dikenal ramah bekerja di bidang pendidikan yang direkomendasikan oleh orang tuanya.
Namun, seiring bertambahnya usia, Bram semakin menyadari bahwa menjadi pengusaha adalah salah satu passion utamanya. Ia terdorong untuk membangun bisnis yang inovatif sambil mengembangkan sumber daya manusia.
Selain itu, Bram juga memiliki hobi memasak yang tinggi. Maka ia membentuk PT Modular Culinary Indonesia (Hangry) yang kini berkembang pesat. Startup ini merupakan perusahaan memasak multi-brand berbasis teknologi pertama di Indonesia.
Dapatkan berbagai pengalaman menarik
Berbicara tentang pengalaman dan sejarahnya sebagai pengusaha, Abraham Viktor telah mengalami berbagai pengalaman sebagai pondasinya. Sebelum membentuk Hangry pada tahun 2x1g, beliau adalah Summer Equity Analyst di PT PANIN Asset Management (2×11).
Pada tahun 2×11, namanya juga tercatat sebagai Co-Founder Kayafood yang merupakan produsen roti dan selai. Melanjutkan perkembangannya, Bram kembali menjadi Co-Founder Ixacon, sebuah perusahaan baja ringan pada tahun 2×12.
Setahun kemudian, Bram diakui sebagai Analis dari The Boston Consulting Group (2×13). Setelah itu, ia didapuk menjadi Analis Perbankan Investasi untuk Nomura (2×14).
Bram kemudian menjadi Co-Founder dan Chief Evangelist of Taralite (2×15). Memasuki tahun 2x1z, Bram menjadi Head of Special Projects OVO (PT Visionet Internasional). Hingga tahun 2x1g, kegigihannya mengantarkan Bram menjadi Founding Member dan CEO Hangry.
didirikan Mulai Masakan Inovatif
Andreas Resha, Abraham Viktor, dan Robin Tan (Sumber: gayatekno.id)
Awalnya, Hangry dirintis oleh tiga mitra yang terdiri dari Abraham Viktor, Andreas Resha dan Robin Tan pada tahun 2x1g. Mereka merilis aplikasi ini agar pelanggan dapat memesan hidangan dari beberapa merek di bawah naungan Hangry dengan cepat dan praktis. Meski begitu, menu yang tersedia di Hangry juga bisa dipesan melalui aplikasi lain, seperti GrabFood dan GoFood.
Hangry sendiri menyediakan beberapa menu yang menggiurkan. Seperti minuman kopi Dari Pada, ayam goreng rasa Korea (Ayam Moon), ayam geprek dan masakan dalam resep olahan lainnya (Chicken Koplo), dan masakan ala Jepang (San Gyu). Produk hidangan tersebut dibanderol mulai dari Rp 15.xxx – Rp 7x.xxx ribu per porsi.
Bukan restoran fisik, Hangry adalah startup kuliner multi-brand dengan konsep restoran berbasis cloud kitchen (komputasi awan). Cloud kitchen artinya pelanggan hanya bisa memesan menu makanan secara online dan tidak bisa makan di tempat.
Tumbuh bersama Restoran Luring
Tak hanya cloud kitchen, kini Hangry telah memperluas layanannya dengan memperkenalkan versi restoran offline mereka. Selain itu, Hangry juga memperluas pasarnya dengan mengakuisisi Accha, pionir fast food asal India, pada tahun 2×21.
Menariknya, pada awalnya Accha melihat Hangry sebagai pesaing terkuatnya sebelum akuisisi mereka. Pasalnya, jenis usaha yang dilakukan kedua belah pihak cukup mirip.
Namun ternyata, keduanya memiliki visi dan misi yang sama. Dengan akuisisi tersebut, Hangry pun menghadirkan Accha sebagai pelengkap berbagai produk yang ditawarkannya. Meraih dana ratusan miliar, merger Hangry dan Accha juga akan melahirkan produk kolaborasi lain dari mereka.
Hangry menargetkan untuk menambah 12x cabangnya di Jabodetabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya dan Makassar. Selain itu, Hangry juga berencana berkolaborasi dengan beberapa brand lain untuk memperkaya ragam produk makanan di toko restoran offline mereka.
Baca Juga: Menjelajahi Perjalanan Karier Forrest Li, Pemilik Shopee, Garena, dan SeaMoney Menjadi Kaya
Menargetkan Pasar Domestik dan Global
Adapun rencana jangka panjangnya, Hangry ingin terus berkembang menjadi perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia pada 2×25. Bahkan, Hangry juga berambisi menembus pasar global pada 2x3x.
Kabarnya, Hangry kembali mendapatkan sejumlah dana ekuitas dan pinjaman dari beberapa sumber. Pendanaan institusi yang pertama kali dicairkan adalah Rp43 miliar (3 juta US Dollar) pada tahun 2x2x. Dana tersebut berhasil dikantongi dari Sequoia Capital dan Alpha JWC Ventures melalui program akselerator Surge.
Menariknya, Alpha JWC Ventures telah menginvestasikan kembali dananya di Hangry melalui pendanaan seri A pada Mei 2×21, dengan nominal sekitar Rp2x4,7 miliar (US$14,25 juta).
Mengaktifkan Ekspansi Regional dan Nasional
Kini, perusahaan startup bernama Hangry ini terus berkembang di bawah kepemimpinan Abraham Viktor dan beberapa rekannya. Selain Robin Tan dan Andreas Resha, nama Sari Lauda, Wenyou Tan, dan Arlene Sutjiamidjaja juga terlibat dalam kepengurusannya.
Soal pendanaan, Bram mengatakan menambah merek baru akan selalu menjadi bagian dari tujuan Hangry. Ini karena konsep startup adalah perusahaan multi-brand, multi-channel.
Tentunya, Hangry akan selalu memilih merek-merek terkemuka yang lebih bersedia mengakuisisi secara global. Apalagi dengan dukungan signifikan dari beberapa investor sukses seperti Journey Capital Partners, Orzon Ventures, Sassoon Investment Corporation (SassCorp), Alpha JWC Ventures, Innoven Capital, hingga Genesis Alternative Ventures. Hangry percaya bahwa ambisi besar mereka dapat segera terwujud dan dilaksanakan.
Hingga April 2×22, Hangry telah mengucurkan dana baru senilai US$22 juta (sekitar Rp316 miliar) untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnisnya. Sementara itu, perkiraan valuasi perusahaan saat ini hampir mencapai 15x juta Dolar AS yang membuatnya berstatus Centaur yang bisa segera berkembang pesat menjadi Unicorn.
Tips Sukses dari Pengalaman Bram
Sumber: dailysocial.id
Abraham Viktor menilai bisnis kuliner yang saat ini berkembang sangat pesat telah melahirkan begitu banyak pemain baru yang terus bermunculan. Persaingan yang ketat ini menuntut para pelaku memiliki landasan yang kokoh untuk tetap berkompeten dan berkualitas.
Setiap orang memiliki cara dan proses masing-masing untuk mencapai kesuksesan. Terkait kesuksesannya membangun bisnis kuliner, Abraham kemudian membagikan kiat-kiat khusus yang ia praktikkan.
Dalam acara ShopeePay Talk: Young Mudi Bangsa, Rise to Build a Business yang diadakan pada Mei 2×21, Bram membagikan beberapa langkah sukses di bisnis kuliner. Yang penting segera eksekusi, tentukan skala bisnis yang ingin dicapai, cepat belajar, dan kuasai semua segmen pasar secara keseluruhan.
Eksekusi Langsung
Belajar dari kesalahannya, Bram berpesan agar para pebisnis tidak terjebak overthinking. Sebaliknya, demi efisiensi, usahakan untuk segera mengimplementasikan agar ide tidak menjadi basi atau basi.
Maka segera take action dan ambil langkah pertama untuk mewujudkannya. Menetapkan strategi dan perencanaan yang matang sangat penting. Tapi jangan biarkan terlalu lama dan lakukan saja.
Menentukan Skala Usaha yang Akan Dicapai
Tentukan tujuan apa yang ingin dicapai sebagai ukuran kesuksesan bisnis. Besar atau kecil, lokal atau global, target-target ini penting agar bisnis dapat berkembang secara optimal untuk mencapai kesuksesan segera.
Menentukan skala usaha ibarat sebuah peta jalan bagi kemajuan sebuah usaha yang dirintis. Ini juga sangat berguna untuk penyesuaian modal dan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikannya.
Belajar cepat
Persaingan yang kompetitif di dunia bisnis menuntut pemain untuk belajar dengan cepat, termasuk fleksibilitas. Ketika Anda gagal, cepat beradaptasi dan pelajari di mana kelemahan Anda.
Segera perbaiki agar bisnis menjadi lebih maju. Jangan ragu, apalagi sungkan untuk mengikuti jejak pengusaha lain yang sudah senior dan lebih dulu meraih kesuksesan.
Benar-benar Mendominasi Seluruh Segmen Pasar
Penting dalam bisnis kuliner untuk selalu menguasai seluruh segmentasi pasar. Dengan menyasar semua lapisan masyarakat, kemungkinan pembeli yang berasal dari berbagai latar belakang akan lebih besar. Pastikan produk yang ditawarkan dapat disukai oleh semua kalangan dan dibeli oleh semua umur.
Tips terakhir ini sejalan dengan ambisi Hangry untuk membangun brand dengan hidangan berkualitas yang bisa dinikmati di seluruh dunia. Tak hanya membangun brand sendiri, Hangry juga menggandeng brand-brand jagoan lainnya di bidang makanan dan minuman ternama. Dengan begitu, perbedaan minat dan selera pengguna dapat terpenuhi secara optimal.
Baca Juga: Menelusuri Kebangkitan dan Kejatuhan Edwin Soeryadjaya, Konglomerat Batubara Aset Triliunan Rupiah
Profil Abraham Viktor, Pendiri Startup Kuliner Hangry yang Kini Berstatus Centaur – market-pulsa.com
Abraham Viktor adalah orang di balik kesuksesan cloud kitchen dan restoran offline bernama Hangry (2x1g). Bergerak di bidang kuliner, Hangry merupakan perusahaan rintisan yang menyediakan jasa pesan antar khusus sektor makanan dan minuman yang dirintis di masa pandemi Covid-1g.
Dengan lebih dari 7x cabang, pendapatan Hangry terus tumbuh hingga lebih dari 23 kali lipat. Selama 2x1g – 2×21, Hangry berhasil menjual lebih dari 1x juta porsi minuman dan makanan. Menurut laporan, Hangry mampu menjual lebih dari satu juta unit produk dari empat mereknya.
Angka ini akan terus bertambah seiring Accha masuk dan menjadi bagian dari Hangry. Berkat upaya mereka untuk memulai Hangry, nama Abraham Viktor dan rekannya, Robin Tan, berhasil masuk dalam daftar Forbes 3x Under 3x untuk kategori Retail dan Consumer pada tahun 2×21.
Baca Juga: Profil Nabilah Alsagoff, Co-Founder DOKU, Pelopor Pembayaran Digital di Indonesia
Dari akuntan hingga Pengusaha
Abraham Viktor (Sumber: www.listennotes.com)
Sebelum terjun ke dunia bisnis, Abraham Viktor kuliah di Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Akuntansi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Tak bisa dipungkiri, terlahir dari keluarga akuntan membuat Bram yang begitu dikenal ramah bekerja di bidang pendidikan yang direkomendasikan oleh orang tuanya.
Namun, seiring bertambahnya usia, Bram semakin menyadari bahwa menjadi pengusaha adalah salah satu passion utamanya. Ia terdorong untuk membangun bisnis yang inovatif sambil mengembangkan sumber daya manusia.
Selain itu, Bram juga memiliki hobi memasak yang tinggi. Maka ia membentuk PT Modular Culinary Indonesia (Hangry) yang kini berkembang pesat. Startup ini merupakan perusahaan memasak multi-brand berbasis teknologi pertama di Indonesia.
Dapatkan berbagai pengalaman menarik
Berbicara tentang pengalaman dan sejarahnya sebagai pengusaha, Abraham Viktor telah mengalami berbagai pengalaman sebagai pondasinya. Sebelum membentuk Hangry pada tahun 2x1g, beliau adalah Summer Equity Analyst di PT PANIN Asset Management (2×11).
Pada tahun 2×11, namanya juga tercatat sebagai Co-Founder Kayafood yang merupakan produsen roti dan selai. Melanjutkan perkembangannya, Bram kembali menjadi Co-Founder Ixacon, sebuah perusahaan baja ringan pada tahun 2×12.
Setahun kemudian, Bram diakui sebagai Analis dari The Boston Consulting Group (2×13). Setelah itu, ia didapuk menjadi Analis Perbankan Investasi untuk Nomura (2×14).
Bram kemudian menjadi Co-Founder dan Chief Evangelist of Taralite (2×15). Memasuki tahun 2x1z, Bram menjadi Head of Special Projects OVO (PT Visionet Internasional). Hingga tahun 2x1g, kegigihannya mengantarkan Bram menjadi Founding Member dan CEO Hangry.
didirikan Mulai Masakan Inovatif
Andreas Resha, Abraham Viktor, dan Robin Tan (Sumber: gayatekno.id)
Awalnya, Hangry dirintis oleh tiga mitra yang terdiri dari Abraham Viktor, Andreas Resha dan Robin Tan pada tahun 2x1g. Mereka merilis aplikasi ini agar pelanggan dapat memesan hidangan dari beberapa merek di bawah naungan Hangry dengan cepat dan praktis. Meski begitu, menu yang tersedia di Hangry juga bisa dipesan melalui aplikasi lain, seperti GrabFood dan GoFood.
Hangry sendiri menyediakan beberapa menu yang menggiurkan. Seperti minuman kopi Dari Pada, ayam goreng rasa Korea (Ayam Moon), ayam geprek dan masakan dalam resep olahan lainnya (Chicken Koplo), dan masakan ala Jepang (San Gyu). Produk hidangan tersebut dibanderol mulai dari Rp 15.xxx – Rp 7x.xxx ribu per porsi.
Bukan restoran fisik, Hangry adalah startup kuliner multi-brand dengan konsep restoran berbasis cloud kitchen (komputasi awan). Cloud kitchen artinya pelanggan hanya bisa memesan menu makanan secara online dan tidak bisa makan di tempat.
Tumbuh bersama Restoran Luring
Tak hanya cloud kitchen, kini Hangry telah memperluas layanannya dengan memperkenalkan versi restoran offline mereka. Selain itu, Hangry juga memperluas pasarnya dengan mengakuisisi Accha, pionir fast food asal India, pada tahun 2×21.
Menariknya, pada awalnya Accha melihat Hangry sebagai pesaing terkuatnya sebelum akuisisi mereka. Pasalnya, jenis usaha yang dilakukan kedua belah pihak cukup mirip.
Namun ternyata, keduanya memiliki visi dan misi yang sama. Dengan akuisisi tersebut, Hangry pun menghadirkan Accha sebagai pelengkap berbagai produk yang ditawarkannya. Meraih dana ratusan miliar, merger Hangry dan Accha juga akan melahirkan produk kolaborasi lain dari mereka.
Hangry menargetkan untuk menambah 12x cabangnya di Jabodetabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya dan Makassar. Selain itu, Hangry juga berencana berkolaborasi dengan beberapa brand lain untuk memperkaya ragam produk makanan di toko restoran offline mereka.
Baca Juga: Menjelajahi Perjalanan Karier Forrest Li, Pemilik Shopee, Garena, dan SeaMoney Menjadi Kaya
Menargetkan Pasar Domestik dan Global
Adapun rencana jangka panjangnya, Hangry ingin terus berkembang menjadi perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia pada 2×25. Bahkan, Hangry juga berambisi menembus pasar global pada 2x3x.
Kabarnya, Hangry kembali mendapatkan sejumlah dana ekuitas dan pinjaman dari beberapa sumber. Pendanaan institusi yang pertama kali dicairkan adalah Rp43 miliar (3 juta US Dollar) pada tahun 2x2x. Dana tersebut berhasil dikantongi dari Sequoia Capital dan Alpha JWC Ventures melalui program akselerator Surge.
Menariknya, Alpha JWC Ventures telah menginvestasikan kembali dananya di Hangry melalui pendanaan seri A pada Mei 2×21, dengan nominal sekitar Rp2x4,7 miliar (US$14,25 juta).
Mengaktifkan Ekspansi Regional dan Nasional
Kini, perusahaan startup bernama Hangry ini terus berkembang di bawah kepemimpinan Abraham Viktor dan beberapa rekannya. Selain Robin Tan dan Andreas Resha, nama Sari Lauda, Wenyou Tan, dan Arlene Sutjiamidjaja juga terlibat dalam kepengurusannya.
Soal pendanaan, Bram mengatakan menambah merek baru akan selalu menjadi bagian dari tujuan Hangry. Ini karena konsep startup adalah perusahaan multi-brand, multi-channel.
Tentunya, Hangry akan selalu memilih merek-merek terkemuka yang lebih bersedia mengakuisisi secara global. Apalagi dengan dukungan signifikan dari beberapa investor sukses seperti Journey Capital Partners, Orzon Ventures, Sassoon Investment Corporation (SassCorp), Alpha JWC Ventures, Innoven Capital, hingga Genesis Alternative Ventures. Hangry percaya bahwa ambisi besar mereka dapat segera terwujud dan dilaksanakan.
Hingga April 2×22, Hangry telah mengucurkan dana baru senilai US$22 juta (sekitar Rp316 miliar) untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnisnya. Sementara itu, perkiraan valuasi perusahaan saat ini hampir mencapai 15x juta Dolar AS yang membuatnya berstatus Centaur yang bisa segera berkembang pesat menjadi Unicorn.
Tips Sukses dari Pengalaman Bram
Sumber: dailysocial.id
Abraham Viktor menilai bisnis kuliner yang saat ini berkembang sangat pesat telah melahirkan begitu banyak pemain baru yang terus bermunculan. Persaingan yang ketat ini menuntut para pelaku memiliki landasan yang kokoh untuk tetap berkompeten dan berkualitas.
Setiap orang memiliki cara dan proses masing-masing untuk mencapai kesuksesan. Terkait kesuksesannya membangun bisnis kuliner, Abraham kemudian membagikan kiat-kiat khusus yang ia praktikkan.
Dalam acara ShopeePay Talk: Young Mudi Bangsa, Rise to Build a Business yang diadakan pada Mei 2×21, Bram membagikan beberapa langkah sukses di bisnis kuliner. Yang penting segera eksekusi, tentukan skala bisnis yang ingin dicapai, cepat belajar, dan kuasai semua segmen pasar secara keseluruhan.
-
Eksekusi Langsung
Belajar dari kesalahannya, Bram berpesan agar para pebisnis tidak terjebak overthinking. Sebaliknya, demi efisiensi, usahakan untuk segera mengimplementasikan agar ide tidak menjadi basi atau basi.
Maka segera take action dan ambil langkah pertama untuk mewujudkannya. Menetapkan strategi dan perencanaan yang matang sangat penting. Tapi jangan biarkan terlalu lama dan lakukan saja.
-
Menentukan Skala Usaha yang Akan Dicapai
Tentukan tujuan apa yang ingin dicapai sebagai ukuran kesuksesan bisnis. Besar atau kecil, lokal atau global, target-target ini penting agar bisnis dapat berkembang secara optimal untuk mencapai kesuksesan segera.
Menentukan skala usaha ibarat sebuah peta jalan bagi kemajuan sebuah usaha yang dirintis. Ini juga sangat berguna untuk penyesuaian modal dan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikannya.
-
Belajar cepat
Persaingan yang kompetitif di dunia bisnis menuntut pemain untuk belajar dengan cepat, termasuk fleksibilitas. Ketika Anda gagal, cepat beradaptasi dan pelajari di mana kelemahan Anda.
Segera perbaiki agar bisnis menjadi lebih maju. Jangan ragu, apalagi sungkan untuk mengikuti jejak pengusaha lain yang sudah senior dan lebih dulu meraih kesuksesan.
-
Benar-benar Mendominasi Seluruh Segmen Pasar
Penting dalam bisnis kuliner untuk selalu menguasai seluruh segmentasi pasar. Dengan menyasar semua lapisan masyarakat, kemungkinan pembeli yang berasal dari berbagai latar belakang akan lebih besar. Pastikan produk yang ditawarkan dapat disukai oleh semua kalangan dan dibeli oleh semua umur.
Tips terakhir ini sejalan dengan ambisi Hangry untuk membangun brand dengan hidangan berkualitas yang bisa dinikmati di seluruh dunia. Tak hanya membangun brand sendiri, Hangry juga menggandeng brand-brand jagoan lainnya di bidang makanan dan minuman ternama. Dengan begitu, perbedaan minat dan selera pengguna dapat terpenuhi secara optimal.
Baca Juga: Menelusuri Kebangkitan dan Kejatuhan Edwin Soeryadjaya, Konglomerat Batubara Aset Triliunan Rupiah
Begitulah coretan hari ini dan terima kasih bersedia untuk mengunjungi website kami. Barangkali anda berminat untuk Jualan Pulsa dan Kuota Serta Pembayaran tagihan Online atau biasa dikenal dengan PPOB silahkan gabung di server pulsa kami MARKETPULSA.
Pluang Jualan Pulsa dan Distributor PPOB Di buka
Bisnis Pulsa dan Outlet PPOB merupakan Usaha yang menguntungkan. Meski di masa pandemi, kebutuhan pulsa untuk masyarakat Indonesia menjadi hal yang utama, seperti bayar tagihan, membeli pulsa data internet, voucher game, isi ulang saldo e money atau kebutuhan lain.
Semuanya bisa dilakukan di Market-pulsa.com sebagai Jualan pulsa paling murah yang menjanjikan. Jualan di Market-pulsa.com bisa dikelola oleh siapa saja dengan modal kecil. Peluang masih terbuka lebar untuk membuka Berdagang agen pulsa dan loket pembayaran ppob dengan Market-pulsa.com.
Mengapa Menjual Pulsa & PPOB di Market-pulsa.com?
Berdagang pulsa dan loket pembayaran ppob kami adalah solusi Berbisnis bagi masyarakat Indonesia yang ingin memiliki Bisnis pulsa elektrik, pulsa internet, paket sms & nelpon, Jual isi ulang Gopay, OVO, DANA, LinkAja, Shopee, dll, Bisnis voucher game murah dan komplit serta voucher tv kabel prabayar
- Sistem Market-pulsa.com yang simpel dijalankan sebagai Jualan utama maupun bisnis sampingan.
- fee yang menguntungkan dari bisnis pulsa, Usaha voucher game , Berbisnis voucher tv, bisnis topup uang elektronik dan loket pembayaran
- Tidak ada kewajiban atau target transaksi.
Dengan Bisnis Pulsa & PPOB Anda bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar dengan modal yang sangat kecil. Anda bisa menjual berbagai macam produk seperti pulsa elektrik, paket data, voucher game online, paket internet, voucher tv, kuota data, bayar tagihan, loket, kuota internet, emoney, dompet digital, uang elektronik, dan lain sebagainya.
Keuntungan dari bisnis ini adalah Anda bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada modal yang Anda investasikan. Anda juga bisa menjual produk-produk tersebut kepada pelanggan Anda dengan harga yang lebih murah daripada harga pasar. Ini tentu saja akan meningkatkan keuntungan Anda.
Selain itu, Anda juga bisa meningkatkan jangkauan bisnis Anda dengan memanfaatkan media sosial dan internet. Dengan menggunakan media sosial dan internet, Anda bisa menawarkan produk Anda kepada konsumen yang berada di berbagai wilayah. Ini tentu saja akan membantu Anda untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan Anda.
Kesimpulan
Meskipun artikel
Mungkin ini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja, Tapi akan lebih baik sering membaca meskipun itu bukan tulisan yang Anda inginkan daripada tidak sama sekali.